THE GREATEST GUIDE TO RUMAHBOLA

The Greatest Guide To Rumahbola

The Greatest Guide To Rumahbola

Blog Article

Keso-Keso/kesong-Kesong: Alat musik tradisional ini memiliki nama “keso” karena memang cara memainkannya digesek, sehingga disebut “Keso-Keso” dan beberapa orang juga ada yang menyebutnya “Kere-Kere Galang”. Pada bagian tubuh Keso-Keso yang digunakan sebagai resonatornya terbuat dari kayu nangka yang dipilih dengan cara khusus dan dibentuk menyerupai jantung pisang dengan rongga di tengahnya agar menciptakan suara yang maksimal. Setelah dipahat sedemikian rupa sehingga berbentuk cekungan, kekosongan dari kayu nangka tersebut ditutup dengan membran yang terbuat dari kulit kambing pilihan.

Niclas Fullkrug berhasil mencetak gol pada masa injuries time yang menyelamatkan Jerman dari kekalahan.

Tim Nasional Jerman merupakan salah satu negara terkuat di Eropa, bahkan dunia yang memiliki segudang gelar di berbagai ajang kompetisi

Dilakukan dengan memainkan bola raga dengan konstruksi bola berpindah-pindah dari kaki ke kaki, merupakan aktualisasi Akrannu-rannu, kegiatan yang dilakukan ketika waktu senggang atau dalam arti lain bermain dan bersenang-senang. Tampak pemain dengan lincah memainkan bola raga sambil berdiri di atas pundak dua orang rekannya. Pa'raga merupakan permainan kesenian asli Bugis-Makassar. Diyakini bahwa sebagai asal muasal permainan sepak takraw yang telah mendunia. Sepak takraw atau sepakbola rotan telah digandrungi masyarakat dunia. Perlu diketahui, takraw pertama kali muncul di Sulawesi Selatan. Asal muasal olahraga sepak takraw adalah sepak raga, yakni sebuah permainan yang memainkan bola rotan yang dipadu dengan gerakan mirip akrobat. Ma'raga atau gerakan melakukan raga dengan menggunakan bola rotan ini, pada dasarnya adalah terdiri dari gerakan-gerakan seni bela diri. Berdasarkan cerita turun-temurun di Dusun Kaemba, Desa Nisombalia, Kabupaten Maros bahwa permainan raga ini dulunya muncul dari sebuah kampung yang dahulu disebut Ujung Bulo, sebuah kampung Pa'raga di wilayah Maros. Sebuah sejarah juga mencatat perkembangan Ma'raga, ketika dari kedatangan seorang Karaeng (raja) dari Gowa yang menyebarkan islam dengan memperkenalkan alat-alat musik tradisional seperti gendang dan gong membuat ma'raga tidak lagi dilakukan dengan hanya gerakan-gerakan seperti biasa, namun diiringi dengan alat-alat musik tradisional. Hal ini dipastikan ma'raga adalah salah satu medium penyebaran agama islam di Kaemba. Sebuah catatan sejarah terawal tentang sepak raga juga terdapat dalam Sejarah Melayu.

กิจกรรมความร่วมมือทางวิชาการกับสถาบันการศึกษาต่างประเทศ

Ketika pemerintahan Sultan Mansur Shah Ibni Almarhum Sultan Muzzaffar Shah (1459 – 1477), sejalan dengan perkembangan, maka pada tahun 1940-an, pola permainan raga ini berubah dengan menggunakan jaring dan peraturan angka. Olahraga ini kemudian berkembang di kawasan Asia, tercatat sampai di Filipina yang dikenal dengan nama Sipa, di Burma dengan nama Chinlone, di Laos dengan nama Kator, dan di Thailand dengan nama Takraw. Di Kabupaten Maros, dalam berbagai seremonial atau pesta rakyat, permainan pa'raga masih digelar sebagai pendukung acara. Para pemain pa'raga biasanya adalah para pemuda yang terampil dan terlatih baik. Mereka mengenakan pakaian adat yang terdiri dari passapu (penutup kepala khas Suku Makassar berbentuk segi tiga), baju tutup (jas tradisional), dan lipa sabbe (sarung khas Makassar yang terbuat dari kain sutera), para pemuda ini beratraksi. Hingga kini, kentalnya corak islami masih melekat pada atraksi pa'raga, setiap kali melakukan atraksi ma'raga, para pemainnya kerap melafalkan Lailahaillalah dengan nada yang teratur. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga konsentrasi permainan yang tingkat kesulitannya sangat tinggi. Kini gerakan ma'raga mampu dilakukan dengan formasi tingkat tiga, dimana gerakan membentuk tingkatan manusia sambil terus memainkan bola raga hingga pemain yang berada paling atas telah berdiri di posisinya. Gerakan inilah yang sekarang pada setiap penampilannya membuat penonton cemas bercampur kagum menyaksikan kepiawaian para pa'raga memadukan seni, kemampuan fisik, dan nuansa religius.

Kehadiran tanaman hias di dalam rumah dapat memberikan efek positif yang signifikan. Dari peningkatan kualitas udara hingga pengurangan stres, tanaman hias menawarkan manfaat kesehatan yang tidak boleh diabaikan.

Siri' adalah rasa malu yang terurai dalam dimensi martabat manusia, siri' adalah sesuatu yang ‘tabu’ bagi orang-orang Bugis-Makassar dalam berinteraksi dengan orang lain. Sementara itu, Pacce/Pesse mengajarkan solidaritas dan kepedulian sosial secara tidak egois dan ini adalah salah satu konsep yang membuat orang Bugis-Makassar mampu bertahan dan dihormati diperantauan, pasrah dengan welas asih dan merasakan beban dan penderitaan orang lain.

Basi-Basi: Ada perbedaan penyebutan antara masyarakat Bugis dan juga Makassar untuk alat musik ini. Bagi orang Makassar alat musik ini disebut klarinet. Basi-Basi ini dimainkan dengan cara ditiup, dan didalamnya terdapat sebuah sekat berupa membran yang dapat menghasilkan bunyi.

Kegiatan ini berlangsung three (tiga) hari berturur-turut dengan kegiatan pagelaran musik tradisional yaitu Mappadendang. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menyatakan rasa syukur kepada Tuhan atas keberhasilan panen. Alat musik pengiring selama kegiatan ini adalah antang kayu dan alu. Pesertanya memakai baju bodo.

Ampedecengngi makkatenning ri lempu'e, nasaba puangnge passabakeng: berilah persangkaan baik dan berpegang teguh pada kejujuran karena Tuhan adalah segala sebab.

Your browser isn’t supported anymore. Update it to get the very best YouTube expertise and our hottest options. Slot online rumahbola Find out more

Penelitian menunjukkan bahwa keberadaan tanaman hijau di ruang kerja atau belajar dapat meningkatkan konsentrasi dan produktivitas.

Ana Baccing: Alat musik ini terbuat dari logam, dimainkan dengan cara dipukulkan satu sama lain. Bentuknya seperti dayung, dan selalu dimainkan pada saat karnaval atau upacara adat.

Report this page